Para
cendekia-cendekia dunia yang telah mendalami ajaran Buddha akan
menjawab pertanyaan diatas dengan jawaban yang mungkin sangat berbeda
satu dengan yang lain. Jawaban yang sederhana adalah ajaran Buddha
terlalu luas dan terlalu dalam untuk ditempatkan dalam satu kategori,
karena ajaran Buddha meliputi: Filsafat, agama, kosmologi, alam dan
jalan hidup.
Apabila
kategori atau label diberikan kepada ajaran Buddha yang luas
cakupannya, toh tidak akan mengantar ke kebagaiaan sejati. Ajaran Buddha
adalah pendekatan intelektual terhadap kenyataan alam semesta, oleh
karena itu ajaran Buddha bukan berasal dari langit turun kebumi, tetapi
sebaliknya dari bumi menuju langit. Penyadaran Sang Buddha akan masalah
universal tidak datang melalui proses intelektual dan rasional saja,
tetapi melalui pengembangan dan pemurnian spiritual. Sang Buddha memulai
dengan ajaran-Nya tidak dengan kepercayaan dogmatis atau misterius,
tetapi dengan pengalaman yang ia berikan kepada dunia sebagai kebenaran
universal.
Ajaran
Sang Buddha adalah praktis, rasional dan menawarkan pandangan yang
realistis tentang kehidupan dan dunia. Ajaran Sang Buddha tidak memikat
orang untuk hidup dalam surga ataupun neraka dengan menakut-nakuti dan
membuat orang menderita dengan segala jenis khayalan kenikmatan maupun
ketakutan dan perasaan bermasalah tiada henti. Ajaran Buddha tidak
menciptakan kefanatikan agama untuk menjerumuskan murid dan mengusik
penganut agama lain. Ajaran Buddha memberi tahu dunia secara tepat dan
objektif “apakah dan siapakah diri kita itu, apakah dunia disekitar kita
itu dan menunjukkan kita jalan menuju kebebasan, kedamaian, ketenangan
dan kebahagiaan sejati.” Pandangan umat Buddha tentang khitan mirip
dengan pandangan terhadap perkawinan, dalam ajaran Buddha perkawinan
dianggap urusan individual karena berasal dari budaya warisan masa lalu.
Khitan
bukan sesuatu yang diwajibkan ataupun dilarang dalam ajaran Buddha,
oleh karena itu sikap kita hendaknya menggunakan acuan bahwa ajaran
Buddha adalah ajaran praktis, rasional dan realistis dalam menyingkapi
budaya atau adat disekitar kita. Pilihan khitan atau tidak diserahkan
masing-masing individu dengan pertimbangan ajaran Sang Buddha tentunya.
sumber : http://Pandangan Buddhis Mengenai Khitanan (Sunat).com
sumber : http://Pandangan Buddhis Mengenai Khitanan (Sunat).com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar