Dalam ajaran Vajrayana, hubungan antara seorang
Guru dan seorang murid amat penting. Seorang murid
tidak akan pernah memperoleh pencapaian tanpa bantuan seorang Guru yang
berkualitas. Seorang guru bisa saja merupakan seorang Yogi (pertapa) dan
seorang Rinpoche. Didalam Vajrayana seorang praktisi tidak dilarang untuk
menikah, serta juga tidak diharuskan untuk hidup sebagai vegetarian. Karena pada
saat bercocok tanam, banyak juga mahluk yang terbunuh. Hidup sebagai seorang
vegetarian tidaklah menjadikan kita suci, tergantung motivasi kita dan perilaku
kita dalam berlatih sehari-harilah yang amat menentukan, termasuk perilaku tubuh
- perbuatan, Ucapan serta Pikiran kita. Banyak dari Guru Vajrayana yang tidak menikah, namun tidak sedikit juga
yang menikah. Namun pasangan dari seorang Guru Vajrayana bukanlah seorang
wanita biasa, mereka biasanya merupakan seorang dakini (mahluk suci yang
telah memperoleh pencapaian) yang ditugaskan untuk membantu sang Guru dalam
memperoleh pencapaian demi kebahagiaan semua mahluk. Seorang guru yang
berkualitaslah yang dapat membimbing dan membantu kita dalam mencapai
pencerahan, bukan kesaktian. Kualitas seorang guru dapat kita lihat dari
riwayat silsilah beliau (kebanyakan merupakan seorang Tulku) serta pengakuan
dari pimpinan ke empat aliran (Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa).
Dalam tradisi tertentu, sering ajaran diturunkan secara rahasia dari
seorang guru kepada seorang murid misalnya ajaran Bisikan Dakini yang di
terima oleh Tilopa langsung dari Dakini, yang diajarkan kepada Naropa,
kemudian diturunkan secara rahasia oleh Milarepa (yang juga memperoleh
bisikan dari Dakini) hanya kepada seorang murid saja, sang murid juga
menurunkan hanya kepada seorang muridnya, begitu seterusnya, ajaran ini tidak
diberikan kepada umum. Dengan
adanya hal-hal seperti ini, sering juga ajaran Vajrayana di kenal dengan ajaran
mantra rahasia.
Pembahasan
Istilah
"vajra" dilambangkan sebagai petir, berlian.
Istilah ”tantra” berarti menenun atau alat tenun, sedangkan ”yana” berarti
kendaraan. Maka Vajrayana bisa diartikan kendaraan berlian.
Aliran ini mengutamakan praktek keagamaan yang bersifat esoteris-mistik yang
penuh dengan kegaiban dengan menggunakan
sarana-sarana seperti mudra, dharani, mantra (kata-kata suci yang mengandung
kekuatan), dan mandala. Upacara keagamaan yang bersifat mistik berfungsi untuk
merealisasi hubungan sempurna kebuddhaan seperti yang dirumuskan dengan istilah
Buddha-dalam-diriku, aku-dalam-Buddha.
Ada
tiga aspek atau sarana yang digunakan dalam upacara Tantra. Pertama, mudra
yaitu jari atau tangan yang berjalin dalam sikap-sikap tertentu. Kedua, dharani
yaitu syair mistik dan mantra sabda sejati. Ketiga, dharana yaitu konsentrasi
yoga. Selain ketiga aspek tersebut ada unsur lain yang tidak bisa ditinggalkan
dalam praktek Tantra adalah mandala, yaitu sebuah lingkaran seperti diagram
psiko-kosmos yang didalamnya menggambarkan intisari ajaran Tantra dengan
simbol-simbol visual. Mandala terdiri dari empat macam, yaitu:
1.
Maha-Mandala: Gambar tempat
kediaman para Buddha dan makhluk agung lainnya.
2.
Samaya-Mandala: gam,bar tempat
kediaman para Buddha dan makhluk agung lainnya ditambah dengan benda-benda
duniawi.
3.
Dharma-Mandala: Berbentuk aksara,
melambangkan para dewa dan para ariya lainnya.
4.
karma-Mandala: Gambar dari
figur-figur buatan misalnya arca.
Tantra
juga menyatakan bahwa alam semesta seluruhnya terdiri dari dua elemen atau
konstitusi yang saling melengkapi, yaitu unsur rahim bersifat mental dan pasif
(garbha-dhatu) dan unsur berlian yang bersifat materi dan aktif (vajra-dhatu).
Dua unsur ini merupakan prinsip Prajna dan Karuna atau Upaya. Prajna dan Upaya
merupakan unsur-unsur yang tidak dapat terpisahkan dari energi pria dan wanita;
dinamis dan statis,aspek-aspek realitas yang tidak dapat dipisahkan dalam
mencapai pencerahan yang dipersatukan dalam praktek yoga. Proses pemyatuan
energi psikofisik terjadi dalam tahapan mental hingga kesadaran tertinggi
sebagai suatu metode dalam menggapai pencerahan (nirvana) maka bagi praktisi
pemula sangat perlu seorang guru pembimbing.
Vajrayana
juga memiliki yoga-yoga rahasia, yaitu :
- Yoga Dewa
Praktik Vajrayana yang paling mendasar dimana dengan memvisualisasikan diri
sebagai Buddha. Tujuannya yaitu agar pelaku meditasi dapat memurnikan dirinya
dengan melenyapkan kilesa dan melaksanakan kasih sayang dan kebijaksanaan.
Kalachakra mendefinisikan praktik Tantra utama dapat diringkas dalam
"Empat kemurnian":
Ø Melihat tubuh
seseorang sebagai tubuh dewa
Ø Melihat lingkungan
seseorang sebagai tanah murni atau mandala dewa
Ø Kesenangan sebagai kebahagiaan dewa
Ø Suatu tindakan hanya
untuk kepentingan orang lain (motivasi bodhichitta)
Citra dan ritual dalam yoga dewa: representasi dewa, seperti patung-patung
(Murti), lukisan (thangka), atau mandala, sering digunakan sebagai bantuan
untuk visualisasi, dalam yoga Dewa.
- Yoga Guru
Dapat dipahami sebagai suatu proses dimana aliran pikiran praktisi tantra menyatu
dengan aliran pikiran guru. Guru bergerak sebagai manifestasi dari seorang
Buddha. Maka guru spiritual sangat penting sebagai panduan selama latihan
tantra, karena tanpa teladan mereka, berkat dan rahmat, kemajuan tidak mungkin
dapat diperoleh.
- Yoga Kematian
Praktek yoga ini membawa badan ke jalan kematian, keadaan antara (bardho),
dan kelahiran kembali dan merupakan aspek terpenting dalam aspek tantra yang
diprektekkan selama hidup, dan dalam meditasi.
Ø Klasifikasi Tantra
Beberapa aliran
Tantrayana dapat dibagi menjadi tiga jenis:
a.
Vajrayana : mendirikan istilah simbolis yang akan
mencirikan segala bentuk tradisi.
b. Sahajayana :
didominasi berambut panjang, mengembara yang secara terbuka menantang dan
mengejek pembentukan Buddha.
c.
Kalachakrayana : dihapus dari tradisi Buddha
sebelumnya, dan menggabungkan konsep mesianisme dan astrologi tidak hadir di
tempat lain dalam literatur Buddhis.
Secara tradisional
dibedakan adanya empat Tantra Tibet:
a.
Kriyatantra : bersifat peupacaraan dan bhakti,
keyakinan lebih menonjol daripada Prajna
b.
Caryatantra : Keyakinan dan prajna seimbang
c.
Yogatantra : proses kontemplatif dan analitik
lebih berkembang, serta tumbuhnya perasaan kesamaan
d.
anuttarayogatantra : penyadaran mistik akan
kenyataan bahwa nirvana dan samsara itu identik, yang memuncak dalam kesamaan
mutlak.
Di
Tibet, Tantra terbagi ke dalam beberapa aliran :
a. Nyingmapa: merujuk pada Buddha Samantabhadra,
Vajrasattva, dan Garab Dorje dari Uddiyana. Sosok yang paling penting dalam
Nyingma adalah maha guru dari India Guru Padmasambhava, sebagai pendiri dari
silsilah Nyingma, yang datang ke Tibet di abad kedelapan.
b.
Sakyapa : dimulai dari seorang yogi besar India, Virupa
(abad ke-9),yang memiliki pencapaian serta dapat melakukan berbagai keajaiban.
c.
Kagyudpa : dimulai dari Mahasiddha agung Tilopa (988-1069),
yang mengembangkan wawasan spontan. Pencapaian ini diperoleh melalui methoda
yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni.
d.
Gelugpa : berasal dari tradisi Kadampa, yang di ajarkan oleh
guru besar dari India, Atisha (982-1054).
Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar