Rabu, 23 Mei 2012

Pandangan Buddhis Mengenai Khitanan (Sunat)

Para cendekia-cendekia dunia yang telah mendalami ajaran Buddha akan menjawab pertanyaan diatas dengan jawaban yang mungkin sangat berbeda satu dengan yang lain. Jawaban yang sederhana adalah ajaran Buddha terlalu luas dan terlalu dalam untuk ditempatkan dalam satu kategori, karena ajaran Buddha meliputi: Filsafat, agama, kosmologi, alam dan jalan hidup.
Apabila kategori atau label diberikan kepada ajaran Buddha yang luas cakupannya, toh tidak akan mengantar ke kebagaiaan sejati. Ajaran Buddha adalah pendekatan intelektual terhadap kenyataan alam semesta, oleh karena itu ajaran Buddha bukan berasal dari langit turun kebumi, tetapi sebaliknya dari bumi menuju langit. Penyadaran Sang Buddha akan masalah universal tidak datang melalui proses intelektual dan rasional saja, tetapi melalui pengembangan dan pemurnian spiritual. Sang Buddha memulai dengan ajaran-Nya tidak dengan kepercayaan dogmatis atau misterius, tetapi dengan pengalaman yang ia berikan kepada dunia sebagai kebenaran universal.
Ajaran Sang Buddha adalah praktis, rasional dan menawarkan pandangan yang realistis tentang kehidupan dan dunia. Ajaran Sang Buddha tidak memikat orang untuk hidup dalam surga ataupun neraka dengan menakut-nakuti dan membuat orang menderita dengan segala jenis khayalan kenikmatan maupun ketakutan dan perasaan bermasalah tiada henti. Ajaran Buddha tidak menciptakan kefanatikan agama untuk menjerumuskan murid dan mengusik penganut agama lain. Ajaran Buddha memberi tahu dunia secara tepat dan objektif “apakah dan siapakah diri kita itu, apakah dunia disekitar kita itu dan menunjukkan kita jalan menuju kebebasan, kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan sejati.” Pandangan umat Buddha tentang khitan mirip dengan pandangan terhadap perkawinan, dalam ajaran Buddha perkawinan dianggap urusan individual karena berasal dari budaya warisan masa lalu.
Khitan bukan sesuatu yang diwajibkan ataupun dilarang dalam ajaran Buddha, oleh karena itu sikap kita hendaknya menggunakan acuan bahwa ajaran Buddha adalah ajaran praktis, rasional dan realistis dalam menyingkapi budaya atau adat disekitar kita. Pilihan khitan atau tidak diserahkan masing-masing individu dengan pertimbangan ajaran Sang Buddha tentunya.

sumber : http://Pandangan Buddhis Mengenai Khitanan (Sunat).com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar