Rabu, 23 Mei 2012

Kesadaran dalam konsep Buddhisme

Dalam agama Buddha manusia tersusun atas jasmani (rupa) dan batin (nama). Jasmani adalah wujud tubuh  yang tampak, seperti tangan, kepala, otak, dan organ tubuh lainnya, hingga susunan sel yang  hidup. Sedangkan batin terdiri dari kesadaran, pikiran, perasaan dan persepsi. Di dalam ajaran Buddha kesadaran dikenal sebagai winyana (vinnana). Dalam teks-teks Komentar Tripitaka yang belakangan dibuat oleh para ahli buddhis tentang kesadaran malah membagi kesadaran (pikiran) ke dalam berbagai bentuk  yang lebih sistematis. Di dalam ajaran Buddha, kesadaran memegang peranan yang paling fundamental karena berperan penting atas pengendalian pikiran sehingga kehendak atau niat-niat yang negatif tidak muncul. Dengan pelatihan mental yang ditawarkan dalam bentuk perenungan dan meditasi, kesadaran seseorang akan semakin besar sehingga setiap tindakan yang dilakukan pikiran ataupun tubuh, akan menjadi kebiasaan yang berulang-ulang tertanam dalam memori otak yang merupakan pandangan hidup seseorang.
Agar kesadaran dalam diri tetap ada, seseorang dapat mengembangkan kesadaran pikirannya dengan cara mengembangkan meditasi. Dengan praktik meditasi kesadaran yang dimiliki akan tetap terjaga pada diri seseorang yang memperaktikan meditasi. Karena dalam buddhisme meditasi Sebagai Pengendali Kesadaran. Sidhartha Gautama, Sang Buddha adalah orang (ilmuwan) pertama yang menjadikan studi serta pengendalian atas kesadaran dan pikiran. Pelatihan dalam bentuk meditasi buddhis yang khas adalah sebuah jalan yang ditawarkan oleh Buddha atas pengendalian pikiran dan kesadaran. Sampai saat ini meditasi masih menduduki posisi penting dalam agama Buddha dan selama sekitar 2500 tahun sejak Sang Buddha wafat berbagai metode meditasi pun lahir dan berkembang.
Jika dikelompokkan, meditasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu meditasi konsentrasi dan meditasi kesadaran. Meditasi konsentrasi adalah suatu cara mengarahkan  pikiran  agar  berkonsentrasi hanya pada suatu objek tunggal. Sedangkan meditasi kesadaran adalah meditasi yang selalu sadar untuk menyadari apa yang sedang dilakukan pikiran, namun tidak berkonsentrasi pada suatu objek yang sedang dipikirkan. Meditasi Samatha dan Samadhi dalam Buddhisme Tibet termasuk kategori meditasi konsentrasi. Sedangkan meditasi vipassana dan meditasi kekosongan dalam Zen bisa dikategorikan sebagai meditasi kesadaran.

Dalam kehidupan manusia sekarang ini, bahwa semakin modern yang dapat dilihat dari perubaha ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pesat. Perubahan ilmu pengetahuan secara cepat membuat masyarakat dunia masuk dalam kehidupan modernisasi baik pola pikir maupun perilaku. Masyarakat tradisional mulai mengninggalkan gaya atau tradisi  dengan mengubah tradisi lama  sesuai dengan perkembangan zaman. Masyarakat yang hidup di era modern ini harus bekerja keras baik secara fisik maupun mental untuk dapat bertahan ditengah-tengah persaingan hidup yang membuat manusia menjadi makhluk super sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Persaingan-persaingan ini tak khayal sering menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tekanan pikiran atau frustrasi yang tercermin dari maraknya kejahatan, kurangnya toleransi, penyalahgunaan obat-obatan, mabuk-mabukan, banyaknya perceraian dan sebagainya.

Permasalah-permasalahan yang ada pada zaman modern sebenarnya bersumber pada pikiran manusia, maka cara yang tepat untuk mengatasinya yaitu dengan melatih pikiran agar tetap waspada melalui meditasi. “ Kita mencoba untuk menjaga ular berbisa dari emosi negatif kita untuk tertidur”(Sri Dhammananda. 2005:41). Pikiran harus selalu dijaga seperti ular berbisa karena pikiran mirip dengan ular berbisa yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan bisa yang sangat beracun. Pikiran juga demikian, pikiran yang tenang seimbang akan memunculkan perbuatan dan ucapan yang indah namun apabila pikiran tidak tenang ataupun tertekan akan memunculkan emosi negatif yang menimbulkan banyak kajahatan. Menjaga pikiran agar menjadi tenang seimbang dapat ditempuh dengan mengembangkan meditasi yang dilakukan secara rutin.  Meditasi dapat mengatasi frustrasi karena dengan meditasi pikiran menjadi tenang sehingga dapat meredam emosi negatif dalam diri.

sumber: http://www.Kesadaran dalam konsep Buddhisme.com/blogger.g

2 komentar:

  1. meditasi tidak bisa menghilangkan stress tapi meninggalkan tekanan dari sifat dunia bisa

    BalasHapus