Rabu, 23 Mei 2012

BUDDHA TANTRA / VAJRAYANA



Vajrayana adalah suatu ajaran Buddha yang di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama Tantra atau Tantrayana. Namun banyak juga istilah lain yang digunakan, seperti misalnya: mantrayana, ajaran mantra rahasia, dan ajaran Buddha eksoterik. Vajrayana merupakan ajaran yang berkembang dari ajaran Buddha Mahayana.
 Dalam ajaran Vajrayana, hubungan antara seorang Guru dan seorang murid amat penting. Seorang murid tidak akan pernah memperoleh pencapaian tanpa bantuan seorang Guru yang berkualitas. Seorang guru bisa saja merupakan seorang Yogi (pertapa) dan seorang Rinpoche. Didalam Vajrayana seorang praktisi tidak dilarang untuk menikah, serta juga tidak diharuskan untuk hidup sebagai vegetarian. Karena pada saat bercocok tanam, banyak juga mahluk yang terbunuh. Hidup sebagai seorang vegetarian tidaklah menjadikan kita suci, tergantung motivasi kita dan perilaku kita dalam berlatih sehari-harilah yang amat menentukan, termasuk perilaku tubuh - perbuatan, Ucapan serta Pikiran kita. Banyak dari Guru Vajrayana yang tidak menikah, namun tidak sedikit juga yang menikah. Namun pasangan dari seorang Guru Vajrayana bukanlah seorang wanita biasa, mereka biasanya merupakan seorang dakini (mahluk suci yang telah memperoleh pencapaian) yang ditugaskan untuk membantu sang Guru dalam memperoleh pencapaian demi kebahagiaan semua mahluk. Seorang guru yang berkualitaslah yang dapat membimbing dan membantu kita dalam mencapai pencerahan, bukan kesaktian. Kualitas seorang guru dapat kita lihat dari riwayat silsilah beliau (kebanyakan merupakan seorang Tulku) serta pengakuan dari pimpinan ke empat aliran (Nyingmapa, Sakyapa, Kagyudpa, Gelugpa).
Dalam tradisi tertentu, sering ajaran diturunkan secara rahasia dari seorang guru kepada seorang murid misalnya ajaran Bisikan Dakini yang di terima oleh Tilopa langsung dari Dakini, yang diajarkan kepada Naropa, kemudian diturunkan secara rahasia oleh Milarepa (yang juga memperoleh bisikan dari Dakini) hanya kepada seorang murid saja, sang murid juga menurunkan hanya kepada seorang muridnya, begitu seterusnya, ajaran ini tidak diberikan kepada umum. Dengan adanya hal-hal seperti ini, sering juga ajaran Vajrayana di kenal dengan ajaran mantra rahasia.
Pembahasan
Istilah "vajra" dilambangkan sebagai petir, berlian. Istilah ”tantra” berarti menenun atau alat tenun, sedangkan ”yana” berarti kendaraan. Maka Vajrayana bisa diartikan kendaraan berlian. Aliran ini mengutamakan praktek keagamaan yang bersifat esoteris-mistik yang penuh dengan kegaiban dengan  menggunakan sarana-sarana seperti mudra, dharani, mantra (kata-kata suci yang mengandung kekuatan), dan mandala. Upacara keagamaan yang bersifat mistik berfungsi untuk merealisasi hubungan sempurna kebuddhaan seperti yang dirumuskan dengan istilah Buddha-dalam-diriku, aku-dalam-Buddha.
Ada tiga aspek atau sarana yang digunakan dalam upacara Tantra. Pertama, mudra yaitu jari atau tangan yang berjalin dalam sikap-sikap tertentu. Kedua, dharani yaitu syair mistik dan mantra sabda sejati. Ketiga, dharana yaitu konsentrasi yoga. Selain ketiga aspek tersebut ada unsur lain yang tidak bisa ditinggalkan dalam praktek Tantra adalah mandala, yaitu sebuah lingkaran seperti diagram psiko-kosmos yang didalamnya menggambarkan intisari ajaran Tantra dengan simbol-simbol visual. Mandala terdiri dari empat macam, yaitu:
1.      Maha-Mandala: Gambar tempat kediaman para Buddha dan makhluk agung lainnya.
2.      Samaya-Mandala: gam,bar tempat kediaman para Buddha dan makhluk agung lainnya ditambah dengan benda-benda duniawi.
3.      Dharma-Mandala: Berbentuk aksara, melambangkan para dewa dan para ariya lainnya.
4.      karma-Mandala: Gambar dari figur-figur buatan misalnya arca.
Tantra juga menyatakan bahwa alam semesta seluruhnya terdiri dari dua elemen atau konstitusi yang saling melengkapi, yaitu unsur rahim bersifat mental dan pasif (garbha-dhatu) dan unsur berlian yang bersifat materi dan aktif (vajra-dhatu). Dua unsur ini merupakan prinsip Prajna dan Karuna atau Upaya. Prajna dan Upaya merupakan unsur-unsur yang tidak dapat terpisahkan dari energi pria dan wanita; dinamis dan statis,aspek-aspek realitas yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai pencerahan yang dipersatukan dalam praktek yoga. Proses pemyatuan energi psikofisik terjadi dalam tahapan mental hingga kesadaran tertinggi sebagai suatu metode dalam menggapai pencerahan (nirvana) maka bagi praktisi pemula sangat perlu seorang guru pembimbing.
Vajrayana juga memiliki yoga-yoga rahasia, yaitu :
  1. Yoga Dewa
Praktik Vajrayana yang paling mendasar dimana dengan memvisualisasikan diri sebagai Buddha. Tujuannya yaitu agar pelaku meditasi dapat memurnikan dirinya dengan melenyapkan kilesa dan melaksanakan kasih sayang dan kebijaksanaan. Kalachakra mendefinisikan praktik Tantra utama dapat diringkas dalam "Empat kemurnian":
Ø  Melihat tubuh seseorang sebagai tubuh dewa
Ø  Melihat lingkungan seseorang sebagai tanah murni atau mandala dewa
Ø  Kesenangan sebagai kebahagiaan dewa
Ø  Suatu tindakan hanya untuk kepentingan orang lain (motivasi bodhichitta)
Citra dan ritual dalam yoga dewa: representasi dewa, seperti patung-patung (Murti), lukisan (thangka), atau mandala, sering digunakan sebagai bantuan untuk visualisasi, dalam yoga Dewa.
  1. Yoga Guru
Dapat dipahami sebagai suatu proses dimana aliran pikiran praktisi tantra menyatu dengan aliran pikiran guru. Guru bergerak sebagai manifestasi dari seorang Buddha. Maka guru spiritual sangat penting sebagai panduan selama latihan tantra, karena tanpa teladan mereka, berkat dan rahmat, kemajuan tidak mungkin dapat diperoleh.
  1. Yoga Kematian
Praktek yoga ini membawa badan ke jalan kematian, keadaan antara (bardho), dan kelahiran kembali dan merupakan aspek terpenting dalam aspek tantra yang diprektekkan selama hidup, dan dalam meditasi.
Ø  Klasifikasi Tantra
Beberapa aliran Tantrayana dapat dibagi menjadi tiga jenis:
a.       Vajrayana : mendirikan istilah simbolis yang akan mencirikan segala bentuk tradisi.
b.      Sahajayana : didominasi berambut panjang, mengembara yang secara terbuka menantang dan mengejek pembentukan Buddha.
c.       Kalachakrayana : dihapus dari tradisi Buddha sebelumnya, dan menggabungkan konsep mesianisme dan astrologi tidak hadir di tempat lain dalam literatur Buddhis.
Secara tradisional dibedakan adanya empat Tantra Tibet:
a.       Kriyatantra : bersifat peupacaraan dan bhakti, keyakinan lebih menonjol daripada Prajna
b.      Caryatantra : Keyakinan dan prajna seimbang
c.       Yogatantra : proses kontemplatif dan analitik lebih berkembang, serta tumbuhnya perasaan kesamaan
d.      anuttarayogatantra : penyadaran mistik akan kenyataan bahwa nirvana dan samsara itu identik, yang memuncak dalam kesamaan mutlak.
Di Tibet, Tantra terbagi ke dalam beberapa aliran :
a.       Nyingmapa: merujuk pada Buddha Samantabhadra, Vajrasattva, dan Garab Dorje dari Uddiyana. Sosok yang paling penting dalam Nyingma adalah maha guru dari India Guru Padmasambhava, sebagai pendiri dari silsilah Nyingma, yang datang ke Tibet di abad kedelapan.
b.      Sakyapa : dimulai dari seorang yogi besar India, Virupa (abad ke-9),yang memiliki pencapaian serta dapat melakukan berbagai keajaiban.
c.       Kagyudpa : dimulai dari Mahasiddha agung Tilopa (988-1069), yang mengembangkan wawasan spontan. Pencapaian ini diperoleh melalui methoda yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni.
d.      Gelugpa : berasal dari tradisi Kadampa, yang di ajarkan oleh guru besar dari India, Atisha (982-1054).
Kesimpulan
            Vajrayana merupakan ajaran yang berkembang dari aliran Mahayana. Aliran ini mengutamakan praktek keagamaan yang bersifat mistik dengan menggunakan sarana seperti mudra, mantra, dharani, serta mandala. Dalam Vajrayana untuk mencapai pencerahan dilakukan melalui praktek yoga dan penyatuan antara prajna dan upaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar